KDKKB.id – (Gabriela L.H) Ada sebuah produk minuman kopi kemasan yang dimasukan dalam botol, kemudian pada tutup botol tersebut ada tulisan” happiness in the bottle” Ketika membeli kopi itu saya merasa sangat gembira, karena mereka menawarkan kebahagiaan di dalam botol tersebut….saya sangat bersemangat mencari kebahagiaan yang selama ini terasa hilang dalam diri saya….dan dalam botol ini saya akan menemukannya…. Ketika membayar di kasir, cepat-cepat saya minum kopi yang ada di dalam botol itu…..hm….satu teguk saya belum merasa bahagia…..saya coba lagi tegukan yang kedua….saya belum merasa bahagia…saya coba lagi sampai habis minuman itu….hm rasa bahagia itu
belum terasa…. Ah mungkin tetesan yang terakhir (seperti bunyi iklan sebuah produk minuman kemasan yang lain, nikmatnya sampai tetesan terakhir………) saya coba menjilat tetesan yang bergulir dari botol
itu…..hm….belum juga…saya coba menutup mata….merasakan sensasi kebahagiaan seperti yang ditawarkan…..hm…tetap tidak terasa….
Hahaha saya akan protes pada perusahaan pembuat minuman tersebut…mana kebahagiaannya?
Gagasan pertama: mungkin saya tidak merasakan tetapi orang lain bisa merasakannya? Lalu saya kembali lagi ke toko tadi dan membeli
sebuah botol lagi minuman yang bertulisakan “happiness inside the botle” tadi. Kemudian setelah saya membayar, saya langsung sodorkan kepada adik saya yang dari tadi menunggu di mobil…..dia tampak senang karena
menunggu lama dan haus, apalagi minuman tadi saya ambil dalam lemari pendingin sehingga dinginnya masih terasa. Adik saya segera meneguknya……saya menunggu dengan sabar…sampai dia selesai meminum semua isi botol itu….lalu saya bertanya…apakah kamu
bahagia?….dia tertawa dan menjawab pertanyaanku ”Mengapa bertanya begitu?” Saya jelaskan kalau mau menuntut perusahaan pembuat minuman ini dia menjual harapan palsu dengan mencantumkan “happinees inside the bottle” karena tadi saya sama sekali tidak merasa
bahagia dengan minum minuman tersebut. “Kakak ada-ada saja, itu kan cuma iklan” jawab adik saya sambil masih tetap tersenyum. “Tapi apakah kamu bahagia?” tanya saya lagi. “Bahagia-lah” Jawabnya polos, “Dikasih gratis, kenapa gak bahagia?” Demikian alasannya….. Jadi kesimpulannya kalau dikasih gratis, baru bisa bahagia saat meminum minuman itu. Sementara ini kesimpulanku.
Gagasan kedua: Apa yang pantas menjadi isi dalam botol ini sebetulnya?
Saya semakin penasaran…..hm apa kira-kira yang harus ada di dalam botol itu agar orang yang membuka botol tersebut merasa bahagia? Pulang sampai di rumah, kedua botol kosong tadi saya cuci, saya tanggalkan lebel yang ada di botol tersebut. Hm apa yang akan saya isi ya supaya orang bisa
bahagia saat membuka botol tersebut? Setelah botol itu saya keringkan, saya masukkan susu coklat kesukaan saya….hm apakah minum susu
coklat dari botol itu saya bisa bahagia?……pelan-pelan saya coba eksperimen ini….saya nikmati pelan-pelan rasa manis coklat susu tersebut….hm saya tetap tidak merasakan sensasi bahagia…..hm… akhirnya saya tinggalkan susu yang masih tersisa dalam botol tadi dan menyimpannya ke dalam lemari pendingin. Sore harinya saya melihat keponakan yang baru berumur 6 tahun memegang botol itu, rupanya dia baru mengambil dari lemari pendingin, dia menatapku, mengharapkan ijin
boleh mencicipi susu coklat dalam botol itu, saya penasaran…..segera saya buka tutup botol dan meyodorkan kepadanya…..dia meminumnya…..tampak nikmat sekali. Lalu iseng saya bertanya “Are you happy?” Lalu dengan lucunya dia membalas “Yes, I am happy”
hah….saya kaget, lalu pelan-pelan saya coba bertanya….”mengapa kamu happy?” “Karena saya suka susunya, Tante….”….hm terlalu sederhana untuk suatu bahagia….hm saya masih tidak percaya….
Gagasan ketiga: Jadi apa saja yang bisa bikin bahagia dari botol itu?
Saya semakin penasaran, saya masukkan permen coklat berukuran kecil yang berwarna-warni ke dalam botol itu dan memberikannya kepada anak saya, dia sangat senang sampai matanya berbinar-binar. “Mommy, thank you. I love it”…”I am soooo happy” jawabnya lucu dan menggemaskan. Hm saya semakin penasaran.
Gagasan keempat: apa yang paling tepat ada dalam botol itusupaya siapapun bisa menemukan kebahagiaan di dalamnya? Penasaran saya semakin memuncak, saya memotret botol tersebut lalu upload di media sosial, dan menulis pertanyaan: “tolong dijawab: apa yang mesti ada
di dalam botol ini agar bisa bahagia?” Berbagai jawaban dan komentar yang masuk di antaranya:
– “Saya berharap ada uang dalam botol itu, selalu cukup
untuk beli makan dan keperluan sehari-hari”
– “Kalau saya, baiknya berisi emas saja, lumayan sebotol
begitu pasti banyak isinya”
– “Hm saya berharap isinya sertifikat tanah rumah saya
ini,supaya saya bisa tinggal dengan tenang tidak
pindah-pindah lagi, repot pindah terus.”
– “Enaknya isi ijasah kali ya, biar gak usah belajar lagi,
bisa lulus.”
– Dan seterusnya…..semua masih sibuk berkomentar
apa yang pantas di dalam botol itu
Namun saya masih saja belum menemukan kebahagiaan yang saya cari di dalam botol ini. Penasaran saya semakin menjadi-jadi. Saya membawa botol tadi keluar dan mencoba eksperimen bagaimana cara menemukan kebahagiaan di dalam botol itu. Di perempatan jalan saya bertemu
dengan seorang pengemis cililk lalu saya masukan segenggam uang receh dari 100 rupiah sampai 1000 rupiah ke dalam botol tadi, kemudian saya sodorkan kepadanya, segera dia mengambil botol itu dan membukanya serta menumpahkan isinya ke dalam kantong kumpulan hasil kerja mengemisnya. Dia tampak gembira dan dengan tersenyum dia meminta botol tersebut dari saya. “Makasih Bu, sudah seharian saya minta-minta di sini, baru 2 keping uang 100 an yang saya dapat, hehehe ini lumayan Bu…..” Dia mungkin tidak mengerti dengan tulisan pada tutup botol itu tetapi dari
ekspresinya anak itu tampak senang, lalu iseng saya bertanya: “Apa kamu bahagia mendapat yang di dalam botol itu?, haha saya rasa pertanyaan konyol bagaimana bisa dia bahagia dengan keadaannya yang seperti ini.
Tetapi jawabannya membuat saya terkejut. “Senanglah Bu, apalagi ada uang 1000-annya.” Jawabnya sambil tersenyum.
Hm saya jadi terharu, hal kecil di sekililing saya membuat orang menjadi bahagia: kopi gratis, permen, susu coklat dan keping uang receh, sementara saya tidak tahu apa yang saya cari tentang bahagia itu sendiri. Lalu akhirnya saya pulang membawa satu botol yang tersisa dan mengisinya dengan air dan memetik beberapa bunga di halaman depan rumah kami dan menaruhnya di dalam botol itu. Ketika suami saya pulang dari kerjanya dia tersenyum melihat bunga dalam botol itu. “Terima kasih ya, sayang” Saya bertanya kepada dia: Apakah kamu bahagia? “Ya, saya bahagia.” Hm saya dengan penasaran mau mengklarifikasi apa yang dia
maksud dengan bahagia setelah melihat isi botol itu, tetapi dia lalu memeluk saya dengan wajah sukacitanya. Hm saat itu saya juga merasakan bahagia itu benar ada di sini, dan tidak perlu di cari di dalam botol itu….
Akhirnya kesimpulan saya, kebahagiaan itu ada di dalam hati dan pikiran sendiri, tergantung bagaimana kita mau merasakan dan memikirkannya, hm apapun yang ada di dalam botol itu bisa membuat siapa saja yang
membukanya akan merasa bahagia asalkan dia mau bahagia.