KDKKB.id – (Dedeh Supantini) – Para dokter sahabat Tuhan, ruang Iman Katolik kali ini mengajak kita untuk merenungkan: setelah kebangkitan Yesus Kristus, what next?
Seperti kita baca dalam Verba Pastoris, keseluruhan peristiwa yang terjadi pada masa Paskah dan sesudahnya memang benar-benar menantang kita untuk mengimaninya secara penuh, meskipun cara Tuhan sungguh anti main stream. Tidak ada yang lebih menantang iman daripada percaya bahwa Putera Allah yang menjadi manusia ternyata wafat di salib, lalu
bangkit pada hari ketiga. Bahkan para rasul perlu banyak waktu untuk termangu sebelum mengimani peristiwa itu.
Nah, ternyata grand design dari mega proyek penyelamatan dunia tidak terhenti pada peristiwa kebangkitan saja. Empat puluh hari setelah
kebangkitanNya, Yesus naik ke surga untuk hal mulia yang difirmankan-Nya dalam Injil Yoh. 14:1-12. Mari kita baca bersama dan merenungkannya
“Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ.” Kata Tomas kepada-Nya: “Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?” Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.” Kata Filipus kepada-Nya: “Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.” Kata Yesus kepadanya: “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; |
Dear doctors, mari kita renungkan peristiwa hidup
kita sendiri dengan berkaca pada peristiwa dalam Injil
tersebut.
Ketika kita akan bepergian ke suatu tempat biasanya kita mencari informasi untuk memastikan jalan menuju ke tempat tersebut dan bagaimana cara mencapainya. Informasi ini bisa kita peroleh dari berbagai sumber baik melihat peta maupun bertanya kepada orang terpercaya. Bila semua informasi dan petunjuk yang kita dapat adalah benar, kita akan sampai di tempat tujuan dengan selamat. Saya punya pengalaman kecil. Ketika kuliah saya masuk kelompok pencinta alam. Setiap anggota muda di
sini harus melakukan pengembaraan dengan menempuh jarak minimal dua ratus kilometer berjalan kaki. Saya bersama sembilan teman sekelompok memilih perjalanan menyusuri pantai dari Tegal buleud ke Ujung Genteng. Keduanya adalah pantai-pantai terpencil di Selatan
Sukabumi, dengan rentang jarak antar keduanya sekitar 50 km.
Kami merencanakan perjalanan dengan cermat: Kami mencari tahu alat transport ke sana, membaca peta topografi lokasi tersebut, memilih jalan dan arah yang harus ditempuh, mencari pantai mana yang bisa
ditelusuri dan di mana terdapat tebing curam. Namun yang membuat kami merasa yakin akan sampai ke tujuan adalah karena kami didampingi mentor berpengalaman.
Di awal rapat persiapan kakak mentor
mengumpulkan kami dan berkata “Saya pernah ke sana.
Besok saya akan pergi ke sana lagi untuk survei dan
menyediakan tempat yang dapat diinapi bagi kalian”.
Kalimat “saya pernah ke sana” membuat kami menjadi
yakin bahwa bersamanya perjalanan kami kelak akan
selamat sampai tujuan.
Dalam Injil yang kita baca di atas, kita diajak merenungkan cara untuk mencapai tempat tujuan akhir hidup kita, yaitu rumah Bapa di surga. Dalam dialog antara Yesus dengan murid-murid-Nya Yesus menjamin
bahwa setiap orang akan sampai di rumah Bapa bila mengikuti-Nya. Yesus tahu pasti bahwa di rumah BapaNya banyak tempat tinggal. Sebab, bukankah Yesus dan Bapa adalah satu? Maka pastilah Dia pernah ke rumah
Bapa, bahkan berasal dari sana. Kata-Nya “Aku telah pergi ke sana, dan telah menyediakan tempat bagimu. Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku”.
Bila mentor kelompok pencinta alam saja bisa membuat anggotanya yakin akan sampai di tujuan, kita semua seharusnya menaruh kepercayaan lebih besar kepada Yesus. Bersama Yesus kita pasti akan sampai ke surga dengan selamat. Mentor yang seorang manusia masih harus membaca peta jalan. Tetapi Yesus adalah jalan itu sendiri. “Akulah jalan, kebenaran, dan hidup”
kata-Nya. Marilah berjalan bersama Yesus. Dia telah pergi ke rumah Bapa untuk menyediakan tempat bagi kita. Lebih dari itu, Dialah jalan menuju Rumah Bapa. Amin.