Home / Artikel / Verba Pastoris / Cintailah Musuhmu

Cintailah Musuhmu

KDKKB.id – (R.D. Nikasius Jatmiko) – Kata cinta akrab kita dengar dari segala usia. Cinta harus menjadi sebuah gerak hidup yang bernuansa indah. Kata cinta itu tidak pernah lekang oleh waktu, karena cinta itu
adalah anugerah yang terbesar dari Allah sendiri kepada
manusia. Paulus menjelaskan: I Kor 13:13 Demikianlah tinggal
ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. Cinta/ kasih menjadi yang utama dalam segala kehidupan itu. Cinta ibarat Roh Allah yang menggerakan segala aspek kehidupan manusia.


Hiruk pikuknya kata cinta dalam kehidupan itu sering
kali menjadikan makna cinta kurang bermakna. Hancurnya
sebuah persahabatan, persaudaraan, ataupun relasi kehidupan
dapat disebabkan hancurnya cinta. Yaitu ketika cinta yang
merupakan anugerah Allah telah terabaikan. Manusia
mengaburkan makna cinta itu sehingga merusak pula relasi
yang penuh keharmonisan itu.


Hilangnya makna cinta itu membuat dunia tidak lagi
damai, kacau, dan tidak harmonis. Oleh karenanya, kita
kembali mengupas makna cinta terdalam seturut Yesus.
Matius menuliskan pada ayat 5:44 Tetapi Aku berkata
kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka
yang menganiaya kamu. Yesus mengajarkan makna cinta
secara radikal, yakni bukan sekedar mencintai hal-hal yang
sepele, bukan pula mencintai diri sendiri, tetapi lebih jauh lagi
mencintai orang yang memusuhi kita. Permusuhan membuat
hilangnya makna cinta itu. Oleh karenanya, Yesus
mengembalikan unsur hakiki cinta itu harus lebih mendalam.


Yesus menekankan sebuah nilai cinta yang berat sekali,
yakni mencintai orang yang menyakiti kita. Inilah kualitas cinta
yang hakiki, yakni berani menanggalkan ego demi kepuasan
diri. Mencintai musuh berarti membuka hati untuk sesama
agar menjadi damai. Manusia sebagai pelaku utama dan Allah
sang sumber cinta mesti ditempatkan dalam hati manusia.

Mencintai orang yang memusuhi kita adalah sebuah
upaya memberikan makna cinta itu lebih mendalam. Hilangnya
permusuhan, kedengkian, dan aneka kejahatan berarti
mengembalikan sumber cinta menjadi yang utama. Singkatnya
kedamaian dan ketidakharmonisan akan dapat dicapai ketika
kita mampu mengalahkan ego kita, yang menjadi musuh utama kita. Musuh cinta itu bukan orang lain, namun diri kita
sendiri yang sering menjauhkan diri dari Allah. Allah sang
sumber cinta telah terkikis dalam hidup manusia sehingga
manusia tidak lagi menemukan nilai kedamaian itu. Cinta harus
menjadi sebuah gerak hidup yang mampu memberikan rasa
damai. Itulah cinta sejati, itulah Allah sendiri. Jadi Allah yang
adalah cinta harus ditempatkan dalam diri kita. Cintailah
musuhmu, berarti tanggalkanlah dirimu, kenakan Allah sebagi
sang sumber Cinta.


http://kdkkb.id

Unconditional Love

“Ti Amo atau Amo Te” adalah ungkapan yang sering mural di kota Roma. Sebuah kalimat …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *