Self love, before we (unconditionally) love others

Cinta memiliki banyak arti. Berdasarkan Merriam-Webster, cinta memiliki banyak pemahaman. Bisa berarti perasaan akibat kekaguman, keterikatan, hingga devosi. Cinta yang tanpa syarat, bisa diartikan berbeda-beda juga.

Kalau ditanya artinya cinta tanpa syarat, ada yang bilang itu artinya kalau sudah cinta, apapun yang terjadi ya tetap cinta. Ada juga yang bilang cinta tanpa syarat itu artinya tidak mengharapkan balasan. Kalau tidak mengharapkan balasan, yang sering terbayang adalah cinta orang tua kepada anaknya. Meski ada juga yang kurang setuju dengan pendapat ini. Katanya justru sebaliknya, cinta anak kecil pada orang tuanya lah yang tidak bersyarat. Meski dimarahi dan dihukum dengan berbagai cara, tapi tetap si anak mencari, memeluk dan membutuhkan orang tuanya.

Secara spiritual, Tuhan Yesus sendiri menunjukkan cinta tak bersyarat kepada manusia dengan menyerahkan diri-Nya untuk menebus dosa-dosa kita. Yang jadi pertanyaan, bagaimana kita sebagai manusia memberikan cinta tak bersyarat sesuai dengan contoh yang diberikan Tuhan kita? Untuk mencintai seseorang dalam situasi apapun diperlukan usaha yang sangat berat karena cinta tanpa syarat adalah cinta sejati. Bagaimana kita mencintai seseorang dalam kondisi bahagia atau sedih, menerima orang lain dalam kelemahan dan kesalahannya.

Sebelum kita sanggup mencintai orang lain, kita harus belajar mencintai diri sendiri. Mencintai diri sendiri bukan sekadar supaya kita merasa diri baik-baik saja, tapi juga merupakan bagian dari menghargai diri sendiri. Misalnya saat kita mengakui baik kelemahan maupun kelebihan kita. Cinta terhadap diri sendiri dapat mendukung kesehatan fisik, psikis dan spiritual.

Banyak orang Kristen menganggap ide mencintai diri sendiri membuat kita menjadi sombong dan membuat kita seakan-akan menggeser posisi Tuhan, padahal Tuhan menganggap kita semua adalah anak-Nya yang sangat berharga. Untuk dapat mencintai diri sendiri, ada beberapa langkah yang dapat kita tempuh:

1. Memiliki kesadaran lebih. Seseorang yang mencintai diri sendiri cenderung mengetahui apa yang mereka pikirkan, rasakan dan inginkan. Mereka yang lebih menyadari siapa diri mereka dan bertindak berdasarkan kesadaran akan hal ini dibanding bertindak atas apa yang orang lain inginkan.
2. Bertindak berdasarkan apa yang dibutuhkan, bukan yang diinginkan. Dengan berfokus pada apa yang dibutuhkan, pola kebiasaan yang menimbulkan masalah dan terjebak pada masa lalu dapat dihindarkan.
3. Memelihara diri sendiri. Orang yang mencintai diri sendiri, akan memelihara dirinya terhadap kebutuhan-kebutuhan dasar seperti melalui aktivitas, nutrisi, tidur dan sosial interaksi yang sehat.
4. Membuat batasan. Saat membatasi pekerjaan atau aktivisitas yang menguras tenaga, emosi dan spiritual, anda akan lebih mencintai diri anda sendiri.
5. Melindungi diri sendiri. Dengan membawa orang-orang yang baik ke dalam hidup dan mengenyahkan orang-orang yang menyebabkan kerusakan dalam diri, anda akan hidup lebih bahagia dan sukses.
6. Memaafkan diri sendiri. Sebagai manusia, kita sering menghukum diri sendiri untuk kesalahan yang kita buat dalam proses pembelajaran dan pertumbuhan. Harus diingat bahwa tanpa kegagalan, tidak ada pelajaran yang membuat kita belajar dan bertumbuh.
7. Hidup dengan tujuan. Kita akan menerima dan mencintai diri sendiri, apapun yang terjadi dalam hidup bila memiliki tujuan.

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku, mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yeremia 29:11)

Source: Psycologytoday, oleh: Merriam Webster.

-Yoanita-